Senin, 14 April 2008

komunikasi

BAB 1
AWAL PERIKLANAN INDONESIA.

IKLAN MEDIA PERTAMA

Periklanan di Indonesia sudah mulai di manfaatkan sejak penjajahan belanda. Berawal dari keinginan misionaris dan Verenigde Nederlandsche Oost Indische Compagnie atau lebih dikenal dengan VOC mendatangkan percetakan ke Hindia Belanda pada tahun 1602. Fungsi percetakan pada saat itu hanya untuk mencetak perarturan-perarturan, sedangkan para misionaris untuk menerbitkan literature agama dalam bahasa daerah. Namun baru pada tahun 1722 berdiri percetakan di Batavia.
Seorang yang dianggap sebagai perintis penggunaan iklan di hindia belanda adalah Jan Pieterzoon Coen, gubernur jendral Hindia Belanda (1619-1629) sekaligus pendiri Hindia Belanda. Karena pada masa pemerintahannya, Coen pernah mengirim berita ke pemerintah setempat di Ambon dalam Memorie De Nouvelles. Dalam pesanya tersebut Coen “menulis” iklan menggunakan silografi (tulisan tangan indah) untuk melawan aktifitas perdagangan Portugis yang notabenya adalah pesaing pemerintah Hindia Belanda dalam perebutan rempah-rempah di kepulauan Ambon. Selain itu Coen juga mengirimkan pesan kepada pegawai VOC yang terpencar di kepulauan tersebut berupa kutipan surat-surat, salinan berita surat kabar yang terbit di Eropa, perarturan penting, dan sebagainya dengan tujuan agar pegewai VOC dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting.
Satu abad sepeniggalan Jan Pieterzoon Coen tepatnya pada masa gubernur jendral Gustaaf Willem Baron Van Imholff lahirlah surat kabar pertama di hindia belanda dengan nama Bataviasche Nouvelles. Surat kabar itu bisa di katakan sebagai lembaran iklan, karena sebagian besar berita yang dimuat addalah iklan perdagangan, pelelangan, dan pengumuman-pengumuman resmi pemerintah VOC. Iklan yang dimuatnya merupakan iklan pertama di hindia belanda. Ini menunjukkan bahwa surat kabar dan iklan lahir bersamaan.
Sejak saat itu pula penerbitan pers bermunculan, yang disertai dan di sokong oleh iklan. Tetapi surat kabar yang berorientasi iklan tersebut tamapaknya membuat khawatir Dewan Direktur VOC (De Heeren Zevetien). Mereka takut isi suratkabar tersebut bisa mengganggu monopoli VOC. Meskipun baru 2 tahun terbit pada akhirnya Bataviasche Nouvells harus berhenti terbit pada 20 juni 1746. Namun kebutuhan akan media informasi pada saat itu sudah dianggap penting maka, pada tahun 1776 L.Dominicus diberikan izin oleh pemerintah untuk menerbitkan surat kabar, dengan tatap memberikan sensor secara ketat. Kemudian lahirlah surat kabar mingguan Het Vendu Nieuws (berita lelang).
Pada 31 desember 1799 lahirlah surat kabar kedua dan terakhir selama masa VOC dikarenakan pengalihan VOC kepada Bataafse Republiek (pemerintahan belanda di bawah pendudukan perancis, 1795-1806). Saat pemerintahan di pegang oleh gubernur jendral Haerman Willem Daendels, Daenles menerbitkan media resmi yang menyiarkan tindakan pemerintah sejauh yang menyangkut kepentingan umum. Surat kabar tersebut terbit pada 15 januari 1810. Selain itu Daendels juga mengatur tenteng tata cara pengelolaan penerbitan pers, periklanan, penyensoran, serta tariff iklan pada 2 November 1809.
Namun pada akhirnya surat kabar tersebut harus harus berhenti menerbitkan pada tahun 1811 seperti surat kabar sebelumnya.setelah Inggris menaklukkan Batavia pada 29 Februari 1812 pemerintah Inggris menerbitkan surat kabar mingguan Java Gouverment Gazette yang di cetak oleh A.H.hubbard, yang isinya tentang perseteruan Belanda dengan Inggris, berita dari Eropa dan adat istiadat anak negeri. Pada tahun 1816 surat kabar Java Gazette di ubah menjadi Bataviasche Courant.
Sejak Hindia belanda di serahkan kembali ke inggris percetakan surat kabar di kendalikan sepenuhnya oleh Negara melalui Landsdrukkerij (Percetakan Negara) dan di terbitkanlah Batavia Advertitiebladdan Nederland-indisch handelsbland di Batavia. Hampir semua iklan di Nederland-indisch handelsbland ditulis dengan tangan surat kabar tersebut merupakan oargan dari perusahaan swasta komersial yang di pimpin oleh Dus Bus De Gisignes, mantan gubernur jendral Hindia Belanda (1813-1815). Surat kabar tersebut kemudian berhenti terbit.

IKLAN MEDIA PERTAMA

PEMANFAATAN iklan untuk menunjang sudah lama dikanal oleh para pengelola surat kabar. Sebut saja sebuah surat kabar yang bernama bientang timoer (sumatra),yang yang diterbitkan oleh zedelhoff dan fabritius. Mereka telah menggunakan iklan pertama kali tahun 1865. meski iklan sangat penting,bagaimana cara meraih banyak pelanggan tidak juga dikesampingkan. Bahkan untuk itu tak jarang terjadi persaingan yang sangat sengit, seperti yang terjadi antara biang-lala dan mataharie.
Biang-lala adalah surat kabar misonaris yang terbit di batavia pada tahun 1867,dan menggunakan bahasa melayu.dicetak di ogilvie & Co,sebuah percetakan di batavia,dan diasuh oleh editor jhon Muhlei sen arnold, seorang pendeta yang diperbantukan di seminari. Untuk menarik pelanggan, setiap edisi biang-lala dilampiri foto ukiran kayu. Biang-lala sesungguhnya telah menggunakan cukilan kayu, dan menjadikan koran berbahasa anak negri pertama yang bergambar. Isi biang-lala lebih banyak berita,dekrit dan ketetapan pemerintah, pengangkatan priyai,lelang,dan berita lokal.topik-topik artikelnya surat kabar biang-lala kebanyakan berhubungan dengan agama kristen,bahkan tak jarang mencemooh oslam dan kaum Muslim. Karena citranya sebagai alat misionaris, biang-lala tidak bisa mendapatkan banyak pelanggan.
Keberadaannya kemudian mendapat saingan dari mataharie yang diterbitkan Bruining & wijt di batavia pada pertengahan 1868,dan dipimpin oleh Henry Tolson. Persaingan kedua ini sangat ketat. Bermula dari keinginan Bruining & wijt untuk mencetak untuk mencatak dan menerbitkan biang-lala.arnold menolak atas nasehat beberapa temannya.penolakan ini membuat Bruining & wijt marah yang kemudian menerbitkan mataharie sebagai pesaing biang-lala. Mataharie mendapatkan dukungan kuat dari pengiklan di batavia.untuk melumpuhkan biang-lala surat kabar ini memuat jenis iklan tanpa membebani para pengiklan tanpa biaya apapun. Tetapi langkah ini gagal menjagal biang-lala meski Bruining & Wijt menrbitkan mataharie dua minggu sekali dengan sirkulasi sampai luar jawa dan singapura.
Surat kabar bumiputra yang memanfaatkan iklan sebagai penunjang pemasaran adalah tjabja siang.bulanan ini terbit di minahasa (sulawesi utara )tahun 1868 dan terbit teratur setahun kemudian dengan mengunakan bahasa melayu sederhana. Sekalipun menamakan dirinya ”kertas chabar minahsa” ( surat kabar Minahasa).yang mencakup sebagian besar berorientasi agama kristen.surat kabar dengan 4 halaman ini menyediakan suplemen yang mereka sebut ” Tambahan” tak jarang ditambah 4 halaman lagi yang mereka sebut ”sapotong kertas chabar jang ditambahi pada tambahan”tarif iklan atau istilah yang dipakai ”harga pemberitahuan”.
Surat kabar ini telah mengiklankan produk obat-obat tradisional,juga iklan iklan lainnya.termasuk iklan mini. Iklan iklannya bahkan diperluaskan ke eropa dan sekitarnya.karena kewalahan menrima order iklan,tjahaja siang mersa perlu meningkatkanfrekuensi terbit menjadi dwimingguan pada tahun 1901 dan penambahan halaman tanpa menaikan haraga langganan.
Begitu pula surat kabar lainnya di surabaya pada tahun 1872 yang berbahasa melayu, bromartani.dalam nomor perdanany, 3 januari 1872. bukan hanya memperkenalkan produk mereka bahkan ketika perusahaan pers yang mengalami kesulitan keuangan atau bangkrut pun diiklankan. Ini dilakukan bintang timor (surabaya),surat kabar berbahasa melayu yang diterbitkan pada 1 juli 1862, dan dicetak oleh Gebroerdes Gimberg & Co, salah satu perusahaan terbesar di hindia belanda yang pada 1860 sudah memperoduksi 39 karya cetak.tepatnya 20 desember 1886.

BROSUR – BROSUR PERTAMA.

Sektor perkebunan dan pertambangan mempunyai pengaruh penting dalam pertumbuhan iklan di hindia belanda pada 1870. Sejak undang-undang agraria menjadi landasan proses industrialisasi pada tahun 1870 di pulau jawa kemudian memunculkan pembentukan lembaga-lembaga penelitian untuk mengembangkan dan mengakumulasi modal mereka, seperti yang dilakukan oleh perusahaan gula suikersyndicaat.
Strategi yang di gunakan Javanese Bank untuk menarik modal asing ke hindia belanda adalah dengan menggunakan barang-barang cetakan, yang kemudian barang-barang tersebut di cetak G.C.T.van Dorp & Co ( perusahaan percetakan pertama di hindia belanda ).
Iklan display pertama adalah iklan pelayaran Nederlandsch-Indische Stoomvart Maarschappij (N.S.M) yang menggunakan kekuatan bahasa gambar (ilustrasi) dalam rancangan design grafis pada tahun 1870. Hal tersebut mendorong beberapa perusahaan Belanda menerbitkan surat kabar berbahasa melayu untuk mempromosikan perdagangan antara Eropa dan hindia belanda pada tahun 1890. Sampai pada 1893 sebuah percetakan pijtersen dan Nieuwenhuizen menerbitkan dwimingguan perwata boemi di amsterdam dan bertahan hingga 1911.

IKLAN PERTAMA KANTOR TENAGA KERJA.

Iklan pemasok tenaga kerja dipicu adanya modal swasta disektor perkebunan. Sehingga pada 1902 muncul yang muncul di surat kabar Sumatra post dan Deli Courant di Sumatra timur. Pada penghujung tahun 1909, atas prakarsa Dja Endar moeda, sebuah percetakan pers dengan nama Sjarikat tapanuli didirikan dimedan dan menjelang januari 1910 dari percetakan tersebut meluncurlah surat kabar pertamanya Perwata Deli, setiap rabu dan sabtu. Koran ini menyajikan informasi tentang peluang bagi para investor potensial dan eksportir di eropa yang tertarik pada pasar sumatera. Karana faktor inilah perwata deli mempunyai agen-agen di tempat jauh seperti amsterdam, prancis, dan belgia yang semuanya adalah eksportir. Hal tersebut menggugah Drukkerij Andalas untuk menerbitkan suratkabar Pelita Andalas pada 1911.
Padang menjadi sentra pers pada tahun 1913. Karena ketergantungan surat kabar terhadap iklan memaksa sebuah surat kabar untuk memberika porsi iklan yang besar dari pada artikel dan berita seperti Warta Hindia, Sinar Sumatera dan surat kabar orang tionghoa lainya yang memasang dua dari delapan halamannya untuk artikel dan berita. Hingga pada tahun 1912 hanya terdapat satu surat kabar bumi putra yaitu Medan Prijaji di pimpin oleh R.M. Tirtoadhisoerjo. Sebelunya Tirtoadhisoerjo menerbitkan soenada berita pada 17 agustus 1903, meskipun hanya bertahan selama dua tahun karena tirto di paksa meninggalkan Batavia untuk pergi ke maluku. Sukses Medan Prijaji sebagai surat kabar yang di tunjang iklan coba di ikuti oleh surat kabar bumi putra lainya. Salah satunya sinar djawa, yang mulai terbit 1914 kemudian berubah nama karena berhasil melakukan distribusi ke luar jawa.


IKLAN PRODUK INDUSTRI.


KESIMPULAN.
Keberadaan iklan telah mampu memberikan pemasukan atau omset yang berarti bagi perusahaan. Seiring perkembangan teknologi informasi menyebabkan semakin kompleknya nya kebutuhan masyarakat akan jenis-jenis informasi yang beragam termasuk di dalamnya adalah iklan.
Iklan membantu menciptakan sebuah dunia dimana idividu menjadi tidak berdaya secara emosional. Keseluruhan konteks social dan signifikan social iklan mengalami perubahan radikal. Kebutuhan akan iklan menjadi istimewa bagi sirkulasi pesan dan petunjuk social tentang individu dan objek yang saling mempengaruhi.salah satu cara yang di gunakan iklan untuk menjual ideologis konsumerisme melalui fokusnya pada gudang konsumsi dan pengabaianya pada bidang produksi. Iklan kemudian menciptakan makna-makna, citra-citra, dan fantasi atas produk atau komoditi dan menggunakan pendekatan-pendekatan psikologis untuk menciptakan kebutuhan-kebutuhan artificial